SIAPAKAH PYTHAGORAS ?

Pythagoras lahir di pulau Samos,
Lonia, sekitar tahun 570 SM. Ayahnya bernama Mnesarchus, yaitu seorang pedagang
yang berasal dari Tyre. Pythagoras sering mengadakan perjalanan ke Babilonia,
Mesir, bahkan sampai ke India. Pada usia 18 tahun, Pythagoras bertemu dengan
Thales yang mengenalkan matematika melalui muridnya yang bernama Anaximander.
Namun, Pythagoras memberi pengakuan bahwa gurunya adalah Pherekdes.
Teorema Pythagoras merupakan salah
satu peninggalannya yang paling terkenal. Meski fakta menunjukkan bahwa teorema
ini telah banyak diketahui sebelum lahirnya Pythagoras, namun teorema ini
dikreditkan kepada Pythagoras karena ia yang pertama kalinya yang berhasil membuktikan
pengamatan ini secara matematis.
Falsafah dasar yang paling penting
bagi Pythagoras adalah angka. Menurut Pythagoras, angka bukanlah suatu unsur
seperti udara dan air yang banyak dipercaya sebagai unsur semua benda karena ia
percaya bahwa angka memang bukanlah sebuah unsur.
Pandangan Pythagoras
mengungkapkan bahwa harmoni terjadi berkat angka. Jika segala hal adalah angka,
maka hal ini tidak saja berarti bahwa segalanya dapat dihitung, dinilai dan
diukur dengan angka dalam hubungan yang proporsional dan teratur. Melainkan
berkat angka-angka itu segala sesuatu menjadi harmonis, seimbang. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa tata tertib terjadi melalui angka-angka.
Yunani mewarisi pemahaman tentang
angka dari geomatrik Mesir. Hasilnya, matematikawan Yunani tidak dapat
membedakan antara bentuk (shapes) dengan bilangan (numbers). Meski demikian, esensi
ajaran Pythagoras terus bertahan sampai saat ini. Oleh karena itu, Phytagoras
juga dikenal sebagai “Bapak Bilangan”.
INGIN TAHU BAGAIMANA SEJARAHNYA ?
Sebelum
mengetahui apa itu teorema Pythagoras, alangkah baiknya terlebih dahulu kita
mengetahui bagaimana alur sejarahnya hingga teorema ini dikenal luas dan sangat
populer.
Telah
kita ketahui bahwa Pythagoras sering dianggap sebagai penemu teorema ini
meskipun sebenarnya fakta-fakta teorema ini sudah diketahui oleh seorang ahli
matematika India (dalam Sulbasutra Baudhayana dan Katyayana)
Yunani, China dan Babilonia jauh sebelum Pythagoras lahir.
Sekitar 4000 tahun yang lalu,
orang Babilonia dan orang Cina telah menyadari fakta bahwa sebuah segitiga
dengan panjang sisi 3, 4, dan 5 harus merupakan segitiga siku-siku. Kemudian mereka
menggunakan konsep ini untuk membangun sudut siku-siku dan merancang segitiga
siku-siku dengan membagi panjang tali ke dalam 12 bagian yang sama panjang,
seperti sisi pertama pada segitiga adalah 3, sisi kedua adalah 4, dan sisi
ketiga adalah 5 satuan panjang.
Sekitar 2500 tahun SM, Monumen Megalithic di Mesir dan Eropa Utara terdapat susunan segitiga siku-siku dengan panjang sisi yang bulat. Bartel Leendert van der Waerden meng-hipotesis-kan bahwa Tripel Pythagoras diidentifikasi secara aljabar. Selama pemerintahan Hammurabi the Great (1790 - 1750 SM), tablet Plimpton Mesopotamian 32 terdiri dari banyak tulisan yang terkait dengan Tripel Pythagoras. Di India (Abad ke-8 sampai ke-2 sebelum masehi), terdapat Baudhayana Sulba Sutra yang terdiri dari daftar Tripel Pythagoras yaitu pernyataan dari dalil dan bukti geometris dari teorema untuk segitiga siku-siku sama kaki.
Pythagoras (569-475 SM) menggunakan metode aljabar untuk membangun Tripel Pythagoras. Menurut Sir Thomas L. Heath, tidak ada penentuan sebab dari teorema ini selama hampir lima abad setelah Pythagoras menuliskan teorema ini. Namun, penulis seperti Plutarch dan Cicero mengatributkan teorema ke Pythagoras sampai atribusi tersebut diterima dan dikenal secara luas.
Sekitar 2500 tahun SM, Monumen Megalithic di Mesir dan Eropa Utara terdapat susunan segitiga siku-siku dengan panjang sisi yang bulat. Bartel Leendert van der Waerden meng-hipotesis-kan bahwa Tripel Pythagoras diidentifikasi secara aljabar. Selama pemerintahan Hammurabi the Great (1790 - 1750 SM), tablet Plimpton Mesopotamian 32 terdiri dari banyak tulisan yang terkait dengan Tripel Pythagoras. Di India (Abad ke-8 sampai ke-2 sebelum masehi), terdapat Baudhayana Sulba Sutra yang terdiri dari daftar Tripel Pythagoras yaitu pernyataan dari dalil dan bukti geometris dari teorema untuk segitiga siku-siku sama kaki.
Pythagoras (569-475 SM) menggunakan metode aljabar untuk membangun Tripel Pythagoras. Menurut Sir Thomas L. Heath, tidak ada penentuan sebab dari teorema ini selama hampir lima abad setelah Pythagoras menuliskan teorema ini. Namun, penulis seperti Plutarch dan Cicero mengatributkan teorema ke Pythagoras sampai atribusi tersebut diterima dan dikenal secara luas.
Pada 400 SM, Plato mendirikan
sebuah metode untuk mencari Tripel Pythagoras yang baik dipadukan dengan
aljabar and geometri. Sekitar 300 SM, elemen Euclid (bukti aksiomatis yang
tertua) menyajikan teorema tersebut. Teks China Chou Pei Suan Ching yang
ditulis antara 500 SM sampai 200 sesudah masehi memiliki bukti visual dari
Teorema Pythagoras atau disebut dengan "Gougu Theorem" (sebagaimana diketahui di
China) untuk segitiga berukuran 3, 4, dan 5.
Selama Dinasti Han
(202 SM - 220 M), Tripel Pythagoras muncul di Sembilan Bab pada Seni Matematika
seiring dengan sebutan segitiga siku-siku. Rekaman pertama menggunakan teorema
berada di China sebagai "Gougu Theorem", dan di India dinamakan "Bhaskara
theorem".
Namun, hal ini belum dikonfirmasi apakah Pythagoras adalah orang pertama yang menemukan hubungan antara sisi dari segitiga siku-siku, karena tidak ada teks yang ditulis olehnya yang ditemukan. Walaupun demikian, nama Pythagoras telah dipercaya untuk menjadi nama yang sesuai untuk teorema ini.
Namun, hal ini belum dikonfirmasi apakah Pythagoras adalah orang pertama yang menemukan hubungan antara sisi dari segitiga siku-siku, karena tidak ada teks yang ditulis olehnya yang ditemukan. Walaupun demikian, nama Pythagoras telah dipercaya untuk menjadi nama yang sesuai untuk teorema ini.
MASIH INGAT DENGAN BUNYI TEOREMA PYTHAGORAS ?
Teorema Phytagoras atau yang lebih
dikenal Dalil Pythagoras tidak pernah terlepas dari ruang lingkup ilmu
matematika, bukan? Yang merupakan salah satu teorema yang paling sering
digunakan secara luas.
Teorema
Pythagoras adalah suatu keterkaitan dalam geometri
Euklides antara tiga sisi sebuah segitiga siku-siku. Teorema ini dinamakan menurut nama filsuf dan matematikawan, Pythagoras.
Bunyi Teorema Pythagoras yaitu:
“Pada segitiga siku-siku berlaku bahwa kuadrat sisi miring (hipotenusa) sama dengan jumlah kuadrat dua sisi yang lainnya”.
Hipotenusa adalah sisi miring berbentuk diagonal, dan merupakan
sisi terpanjang sebuah segitiga. Lihat gambar di bawah ini:
Sebuah segitiga siku-siku adalah segitiga yang mempunyai sebuah sudut siku-siku; kaki-nya adalah dua sisi
yang membentuk sudut siku-siku tersebut, dan hipotenusa adalah sisi
ketiga yang berhadapan dengan sudut siku-siku tersebut.
Pada gambar di bawah ini, a dan b adalah kaki segitiga siku-siku dan c adalah hipotenus:
Pythagoras menyatakan teorema ini
dalam gaya goemetris, sebagai pernyataan tentang luas
bujur sangkar:
Jumlah luas bujur sangkar pink (a)
dan kuning (b) sama dengan luas bujur sangkar ungu (c).
Sulbasutra India juga menyatakan
bahwa:
"Tali yang direntangkan sepanjang panjang diagonal sebuah persegi panjang akan menghasilkan luas yang dihasilkan sisi vertikal dan horisontalnya. Menggunakan aljabar, kita dapat mengformulasikan ulang teorema tersebut ke dalam pernyataan modern dengan mengambil catatan bahwa luas sebuah bujur sangkar adalah pangkat dua dari panjang sisi-sisinya".
Jika sebuah segitiga siku-siku
mempunyai kaki dengan panjang a dan b dan hipotenus dengan
panjang c, maka a+ b = c
NIH RUMUSNYA !
Rumus Pythagoras
merupakan rumus yang sering kita pakai dalam ilmu matematika, mulai dari
jenjang pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Sering kali bingung dengan
rumus ini tentang bagaimana cara membuktikan kebenarannya?
Uraian tentang
rumus Pythagoras yang kiranya dapat ditulis seperti di bawah ini:
Rumus asli
phytagoras
Untuk membuktikan
kebenarannya, dapat di mulai dengan membuat gambar sebuah persegi besar,
kemudian gambar lagi sebuah persegi kecil di dalam persegi besar tersebut,
seperti gambar berikut:
Perhitungannya :
Luas persegi
besar = Luas persegi kecil + 4 Luas segitiga
( b + a ) . ( b + a ) = c . c + 4
. 1/2 b.a
b²+ 2 b.a + a² = c² + 2 b.a
b² + a² = c² + 2 b.a – 2 b.a
b² + a² = c² + 2 b.a – 2 b.a
Sehingga
diperoleh: b² + a² = c² atau a² + b² = c²
Berdasarkan
rumus di atas, terbukti bahwa sisi miring sebuah segitiga siku – siku adalah
akar dari jumlah kuadrat sisi – sisi yang lain.
Keterangan:
a = sisi alas
(horizontal),
b = sisi
tinggi (vertikal),
c = sisi
miring.
Untuk mencari
masing-masing sisi dapat menggunakan rumus berikut:
Untuk mencari a:
a = √(c² - b²)
Untuk mencari b:
b = √(c² - a²)
Untuk mencari c:
c = √(a²+ b²)
SEPERTI APA SIH PENERAPANNYA ?
Penerapan
teorema
Pythagoras dapat dilakukan dalam berbagai bidang, terutama
bidang arsitektur atau seni menyusun bangunan. Seorang arsitek dapat
mengaplikasikannya untuk mengukur kemiringan bangunan, misalnya kemiringan
sebuah tanggul agar mampu menahan tekanan air atau kemiringan sebuah jembatan.
Teorema
ini juga sangat membantu dalam menentukan biaya pembuatan bangunan. Bahkan, seorang
tukang kayu pun menggunakan teorema Pythagoras untuk membuat segitiga penguat
pilar kayu.
Sebetulnya masih banyak lagi
penerapan-penerapan teorema ini dalam kehidupan sehari-hari. Kurang lebihnya
mungkin masih banyak lagi hal yang belum di kupas dalam artikel ini. Semoga
tidak cepat puas membaca dan akan terus membaca dan mencari lagi ilmu-ilmu
lainnya tentang matematika.
Gimana? Makin tertarik dengan teorema Pythagoras?
ooo0 Semoga Bermanfaat 0ooo
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia
Bahasa Indonesia
Anonim. (2014, September
4). Tahukah Kamu, Asal Mula Teorema Pythagoras? Retrieved Maret 11,
2016, from tahukahkamu.org: http://www.tahukahkamu.org/article.php?id=106
Basrie, R. (2013, September 13). Mengenal Hukum Phytagoras
Dan Sifatnya. Retrieved Maret 11, 2016, from Sharing Informasi:
http://reyismyname.blogspot.co.id/2013/09/mengenal-hukum-phytagoras-dan-sifatnya.html
Wardana, D. A. (2009, Juni 20). Sejarah Singkat Teorema
Pythagoras. Retrieved Maret 11, 2016, from Forum Matematika Online:
http://math07.findtalk.biz/t38-sejarah-singkat-teorema-pythagoras
Tidak ada komentar:
Posting Komentar