Siapa sih yang
tidak kenal dengan rumus luas dan keliling lingkaran? Apalagi yang sekarang
sedang duduk di bangku sekolah, pastinya tidak asing lagi dengan rumus-rumus
tersebut, kan? Di dalam rumus-rumus tersebut terdapat simbol/lambang π atau yang biasa dibaca “pi”. Biasanya nilai pi sama dengan 22/7
atau 3,14. Dalam hal ini, apakah Anda pernah berpikir darimana nilai pi
diperoleh? Bagaimana asal-usul nilai pi? Ingin tahu? Yuk, kita kenal lebih
dekat mengenai pi!
Dalam
matematika, bilangan pi bukan sekedar bilangan biasa yang muncul secara tiba-tiba
tanpa diketahui asal usulnya. Melainkan, pi diambil dari huruf Yunani “Piwas” yang merupakan abjad
Yunani yang ke-16.
![]() | |
(google.com) |
Menurut
Wikipedia Bahasa Indonesia, “Bilangan π (kadang-kadang ditulis pi) adalah
sebuah konstanta dalam matematika yang merupakan perbandingan
keliling lingkaran dengan diameternya. Nilai π dalam 20 tempat desimal
adalah 3,14159265358979323846. Banyak rumus dalam matematika, sains, dan teknik yang menggunakan π, yang
menjadikannya salah satu dari konstanta matematika yang penting”.
Tahukah Anda? Bahwa π merupakan bilangan
irasional, yang berarti nilai π tidak dapat dinyatakan dalam pembagian bilangan bulat (biasanya pecahan 22/7 digunakan
sebagai nilai pendekatan π; namun sebenarnya tiada
satupun pecahan yang dapat mewakili nilai eksak π.)
Oleh karena
itu pula, representasi
desimal π tidak akan ada
ujungnya dan tidak akan pernah memiliki pola angka tertentu yang permanen.
Digit-digit desimal π
tampaknya terdistribusikan secara acak, walaupun sampai saat ini hal tersebut
masih belum dapat dibuktikan.
Pi juga merupakan bilangan transendental, yang berarti bahwa
ia bukanlah penyelesaian dari polinom
non-konstan berkoefisien rasional
manapun seperti
Transendensi π mempunyai dua
konsekuensi penting.
Tidak
seperti yang kita ketahui selama ini bahwa sebenarnya Pi tidak sama dengan 22/7. Dengan
menganalisa dengan metode kalkulus dan geometri analitik, nilai pi dicari dengan berbagai cara :
Misalnya
= 4 (1 – 1/3 + 1/5 – 1/7 + 1/9 – 1/11 + …) atau
= 4 (3/4 + 1/(2*3*4) – 1/(4*5*6) + 1/(6*7*8) -……) atau
= 2 (1 + 1/3 + (1*2)/(3*5) + (1*2*3)/(3*5*7) + ………….) atau masih
banyak cara lainnya.
Jadi, dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara Pi
3,14 dan Pi 22/7 :
Tepatnya Pi =
3.14159265358979….
Kalau 22/7 = 3.14285714285714…
maka selisihnya = 0.00126448926734968…
Kalau 22/7 = 3.14285714285714…
maka selisihnya = 0.00126448926734968…
Dari
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa apabila seorang ilmuwan menerapkan
perhitungan peluncuran rudal yang jaraknya ratusan atau bahkan ribuan Km, maka
selisih tersebut menjadi sangat berarti. Karena setiap 0,001 saja akan
menggeser arah ketepatan target, bahkan dapat melenceng jauh dari target.
Maka untuk
tingkat akurasi yang tinggi dipergunakan bilangan Pi (3,14). Sedangkan untuk
tingkat akurasi yang rendah dapat menggunakan 22/7 untuk memudahkan sehingga
tidak harus menghafal angka Pi
yg terdiri dari 17 digit atau lebih.
Sedikit menelisik tentang sejarahnya, bahwa simbol π (pi) ini awal mulanya diusulkan pada tahun 1706 oleh seorang ahli
matematika yang bernama Wels William Jones. Pada awalnya, nilai pi yaitu 3,14159
dalam angka desimal biasa.
Selama beribu-ribu tahun para ahli matematika telah berusaha untuk
memperluas pemahaman akan bilangan π. Hal ini
kadang-kadang dilakukan dengan menghitung nilai bilangan π
hingga keakuratannya yang sangat tinggi.
Sebelum abad ke-15, para matematikawan seperti Archimedes dan Liu Hui memperkirakan nilai π dengan menggunakan teknik-teknik geometris
yang didasarkan pada poligon. Mulai abad ke-15, algoritme baru yang didasarkan
pada deret tak terhingga merevolusi
perhitungan nilai π. Metode ini digunakan oleh para
ahli matematika seperti Madhava dari Sangamagrama, Isaac Newton, Leonhard Euler, Carl Friedrich Gauss, dan Srinivasa Ramanujan.
Hingga pada abad ke-20 dan ke-21, para ahli matematika dan ilmuwan
komputer menemukan pendekatan baru yang apabila digabungkan dengan daya
komputasi komputer yang tinggi, mampu memperpanjang representasi desimal π sampai dengan lebih 10 triliun (1013) digit.
Penerapan bilangan π dalam bidang sains pada
umumnya tidak memerlukan lebih dari 40 digit desimal π,
sehingga motivasi utama dari komputasi ini didasarkan pada keingintahuan
manusia. Perhitungan ekstensif seperti ini juga digunakan untuk menguji
kemampuan superkomputer dan algoritma perkalian presisi tinggi.
Berikut ini beberapa fakta menarik yang
mungkin belum Anda ketahui mengenai π (pi):
Pada tahun 1706, seorang ahli Matematika asal Welsh, William
Jones mulai
memperkenalkan abjad Yunani pi untuk mewakili nilai yang dikatakan. Namun, pada
tahun 1737, Leonhard Euler resmi
mengadopsi simbol tersebut untuk mewakili bilangan.
Pada tahun 1706, John Machin memperkenalkan suatu rumus untuk menghitung
nilai pi yaitu :
π/4 = 4 arctan (1 / 5) – arc tan (1 / 239).
π/4 = 4 arctan (1 / 5) – arc tan (1 / 239).
Pada tahun 1949, ia juga menghabiskan waktu sekitar 70 jam untuk
menghitung 2.037 tempat desimal pi menggunakan ENIAC (Electronic Numeric
Integrator and Computer).
Sebagian besar orang pada waktu itu tidak mengetahui fakta bahwa
lingkaran memiliki jumlah sudut yang tak terbatas.
Masyarakat Babilonia yang melakukan perhitungan menyebutkan bahwa angka
pi adalah sedikit lebih besar dari 3, kira-kira 31/8 atau 3,125.
Nilai dari pi adalah 22 / 7 dan ditulis sebagai = 22 / 7 atau = 3,14.
Pi tidak hanya sebuah bilangan irasional tetapi juga bilangan yang sulit
dipahami
Pada tahun 1897, legislatif dari Indiana mencoba menentukan nilai yang
paling akurat untuk pi. Namun ternyata kebijakan ini tidak berhasil.
Seorang pengusaha di Cleveland, Amerika Serikat, menerbitkan buku pada
pada tahun 1931 untuk mengumumkan bahwa nilai pi adalah 256/81.
Jika mencetak miliaran dari desimal pi, maka angka itu akan merentang
dari New York City ke Kansas.
Nilai pi dengan 100 tempat desimal pertama adalah:
3,1415926535897932384626433832 79502884197169399375 105820974944
592307816406286208998628034825 3421170679…
Tidak ditemukannya angka nol dalam 31 digit pertama dari nilai pi.
Sebelum era computer, perhitungan pi yang paling akurat adalah yang
dilakukan D.F Ferguson. Ia berhasil menghitung nilai pi hingga 620 angka di
belakang koma.
Pada era selanjutnya, kemajuan besar diperoleh. Tahun 1947, perhitungan
dengan kalkulator membuahkan hasil nilai pi hingga 710 angka di belakang koma.
Pada tahun 1999 Yasumasa Kanada, seorang profesor di Universitas Tokyo
membutukan waktu sekitar 116 jam untuk menemukan sebanyak 6442450000 tempat
desimal pi dengan menggunakan super komputer
HITACHI SR8000/MPP.
Kemudian pada Agustus 2009,
Daisuke Takahashi juga menggunakan super komputer T2K Open untuk menghitung
nilai pi. Setelah menghitung selama 73 jam 36 menit, super komputer tersebut
berhasil menghitung bilangan π dalam 2.576.980.377.524 angka desimal.
Seorang Ahli Matematika asal Jerman, Ludolph van Ceulen, mendedikasikan
seluruh hidupnya untuk menghitung 35 tempat desimal pertama pi.
Di samping perhitungan geometri sehari-hari, nilai pi juga digunakan
dalam berbagai persamaan ilmiah termasuk rekayasa genetika, mengukur reaksi,
distribusi normal, dan sebagainya.
Rekor terbaru dipegang oleh Kondo dan Yee, dengan menggunakan superkomputernya berhasil menghitung pi
hingga 5 triliun angka di belakang koma dalam waktu 90 hari. Sebanyak 20 hard
disk eksternal dibutuhkan. Verifikasi membutuhkan waktu 68 jam.
Satu per satu rekor perhitungan pi akan terkalahkan seiring berjalannya
waktu. Namun, hingga kini ujung dari pi belum ditemukan. Bahkan, pi mungkin
tidak memiliki ujung.
14 Maret selalu diperingati sebagai Pi day (hari Pi). Tanggal tersebut
dipilih sebab dalam format penulisan bulan/tanggal (3/14) tepat
merepresentasikan Pi.
Sekedar mengingatkan:
– Pi berbeda dengan phi , kalau phi itu gelombang ratio. – 360° = 2π radian, jadi 180° = 1π radian. |
Daftar Pustaka
Anonim. (2016, Februari 22). Pi. Retrieved
Februari 24, 2016, from Wikipedia Bahasa Indonesia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Pi
Dhee. (2013, Maret 9). Nilai
Pi si Bilangan Gaib. Retrieved Februari 22, 2016, from Science Geek:
https://chimbs.wordpress.com/2013/03/09/nilai-pi-%CF%80-si-bilangan-gaib/
Tom. (2014, Desember
26). Misteri Nilai Phi: Rumus Luas & Keliling Lingkaran. Retrieved
Februari 22, 2016, from Indogeek:
http://www.indogeek.com/2014/12/misteri-nilai-phi-rumus-luas-keliling-lingkaran.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar